Pelaku pembaharuan, siapakah mereka itu? Sebagian orang biasa menamakan mereka dengan pahlawan. Pahlawan, tentu kata ini
sangat akrab di telinga kita. Toh, sebagai mahluk yang senang mengagumi, kita
tentu dibesarkan dalam kehidupan mengagumi kepahlawanan; mulai dari
kepahlawanan di dunia nyata sampai kepahlawanan di dunia maya.
Sebut saja para pelaku perubahan ini sebagai "sang penuntas mimpi". Nama ini dipilih karena proses perubahan adalah proses penuntasan mimpi.
Sebut saja para pelaku perubahan ini sebagai "sang penuntas mimpi". Nama ini dipilih karena proses perubahan adalah proses penuntasan mimpi.
Sang penuntas mimpi ini adalah 'sejarah yang
tersejarahkan'. Sebetulnya keabadian sejarah kehidupan ataupun momentum
kesejarahan (petikan kisah) hakikatnya adalah keabadian jiwa-jiwa. Jiwa-jiwa yang
bermain dalam lakon sejarah itu. Jiwa-jiwa yang berpentas dalam momentum
kesejarahan itu. Mereka itulah sebenarnya sejarah yang sebenarnya. Tanpa
mereka, sejarah tidak akan menjadi sejarah.
Sang penuntas mimpi, seperti namanya,
sebenarnya adalah mereka yang betugas mengeksekusi impian-impian manusia. Mereka yang
menggerakkan mimpi-mimpi kehidupan dari dunia impian ke dunia kenyataan. Mereka yang
merealisasikan keinginan-keinginan umat manusia.
Biasanya, sang penuntas mimpi adalah orang-orang istimewa. Para penuntas mimpi ini tidak sama dengan kebanyakan manusia. Ada yang membuat berbeda. Membuatnya lain daripada yang lain. Kadang jika kita melihat manusia lain tertidur lelap dalam kegelapan malam, kita temukan mereka terbangun karena pikirannya yang kalut memikirkan nasib umat, nasibnya dan pertanggungjawabannya kelak dihadapan Yang Mahakuasa. Kadang kita akan menemukan mereka dalam keheningan ditengah hiruk pikuk kehidupan yang melenakan. Atau sebaliknya menemukan mereka dalam keramaian, mengajarkan kebaikan di tengah keheningan dan kebekuan. Maka, kita akan menemukan model-model kehidupan seperti Umar bin Khattab r.a., yang setiap malam meronda guna mengecek kondisi masyarakat. Atau kehidupan seperti Abdullah bin Abbas r.a. yang menghabiskan siang dan malamnya dalam tarbiyah dan dakwah. Atau pilihan Abu Dzar Al-Ghifari r.a. yang menyendiri guna mempertahankan idealismenya.
Biasanya, sang penuntas mimpi adalah orang-orang istimewa. Para penuntas mimpi ini tidak sama dengan kebanyakan manusia. Ada yang membuat berbeda. Membuatnya lain daripada yang lain. Kadang jika kita melihat manusia lain tertidur lelap dalam kegelapan malam, kita temukan mereka terbangun karena pikirannya yang kalut memikirkan nasib umat, nasibnya dan pertanggungjawabannya kelak dihadapan Yang Mahakuasa. Kadang kita akan menemukan mereka dalam keheningan ditengah hiruk pikuk kehidupan yang melenakan. Atau sebaliknya menemukan mereka dalam keramaian, mengajarkan kebaikan di tengah keheningan dan kebekuan. Maka, kita akan menemukan model-model kehidupan seperti Umar bin Khattab r.a., yang setiap malam meronda guna mengecek kondisi masyarakat. Atau kehidupan seperti Abdullah bin Abbas r.a. yang menghabiskan siang dan malamnya dalam tarbiyah dan dakwah. Atau pilihan Abu Dzar Al-Ghifari r.a. yang menyendiri guna mempertahankan idealismenya.
Begitulah, selalu saja sang
penuntas mimpi itu hidup dalam OPTIMISME dan KEYAKINAN. Di saat orang lain
berpikir pesimis dan beranggapan tidak mungkin. Para penuntas mimpi tidak
pernah kehilangan keyakinan bahwa akan selalu ada jalan di balik kebuntuan.
Mereka selalu mampu menembus dimensi ketidakmungkinan untuk menemukan
kemungkinan-kemungkinan yang banyak. Inilah yang mungkin menyebabkan para penuntas mimpi
selalu menjadi rujukan menuju keberhasilan. Sebab di dalam diri mereka kita akan
selalu menemukan potensi-potensi menjanjikan untuk memenangkan kehidupan. Jika orang
lain membutuhkan satu jalan kemenangan, mereka tidak pernah memperhatikan
seperti apa jalan kemenangan itu. Sebab mereka memiliki ribuan jalan
KEMENANGAN!!
Catatan :
diambil dari buku "Menuju Kemenangan dakwah kampus", Ahmad Atian
0 comments:
Posting Komentar